Kriteria Presiden RI 2014
SERAMBI/M ANSHAR Warga mencelupkan jari dalam tinta usai mencontreng dalam Pilpres 2009 di TPS 5 Desa Gue Gajah, kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Rabu (8/7/2009).
Justru orang-orang sipil yang kadang berani katakan tidak pada Amerika Serikat.
Pemimpin seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan Indonesia saat ini? Menurut pengamat politik LIPI Ikrar Nusa Bhakti, latar belakang calon presiden mendatang tidak penting, apakah dari kalangan pengusaha, akademisi, aktivis, dan lainnya. Menurut Ikrar, kriteria yang paling penting adalah berani mengatakan tidak pada kepentingan asing.
"Soal capres, itu 100 persen tanggung jawab kita anak-anak bangsa, bukan menjadi kacung negara-negara imperialis. Saya bukan anti Amerika tapi harus menuntut pemerintah Indonesia bisa katakan tidak pada Amerika Serikat, termasuk soal investasi," katanya di Gedung DPD RI, Jakarta, Jumat (5/8/2011).
Ikrar kecewa dengan kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang cenderung mudah berkompromi dengan kepentingan asing hingga tak mampu bernegosiasi untuk mendatangkan keuntungan-keuntungan yang seharusnya untuk negara. Kunjungan-kunjungan pemimpin negara barat juga kerap datang. Tapi Ikrar mengingatkan pertemuan tak hanya membahas soal politik luar negeri kedua negara.
"Presiden kita sekarang ini militer, badannya gede, tapi dalam kasus Newmont, dia bilang soal kontrak karya di masa depan, bukan di masa dia. Justru orang-orang sipil yang kadang berani katakan tidak pada Amerika Serikat," tambahnya.