Jangan Cari Calon Presiden dari Parpol

Stok pemimpin yang itu-itu, dan juga rekam jejak politik dan hukum yang bermasalah, membuat calon presiden dari partai politik dinilai tak layak untuk dipilih. Malah rakyat diminta tidak mencari calon presiden yang berasal dari partai politik, karena mereka bukan menjadi penyelesai masalah bangsa ini tetapi justru jadi bagian dari masalah.
Peneliti Senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menyarankan agar elemen masyarakat sipil saat ini melakukan konsolidasi dan menolak calon-calon presiden dari parpol, jika memang tokoh yang mereka usung saat ini, masih itu-itu saja.
Bagi Syamsuddin, politisi dan partai politik yang bermasalah tak memiliki hak moral lagi untuk maju atau memajukan calon presiden pada pemilu mendatang. "Kita mesti mencari sumber kepemimpinan baru, masa diubek di parpol saja. Memang konstitusi yang berhak mengajukan calon adalah parpol tapi publik bisa mendesak agar parpol memajukan pasangan calon yang punya integritas dan punya komitmen kebangsaan yang jelas. Jangan semata dari parpol apalagi ketua umum lalu seolah berhak jadi pemimpin bangsa," kata Syamsuddin saat berbincang dengan Kompas di Jakarta, Jumat (5/8/2011).
Syamsuddin mengakui, saat ini masyarakat memang sulit keluar dari belenggu parpol yang memonopoli pencalonan presiden. Pintu untuk masuk lewat jalur independen dalam pemilihan presiden masih belum dapat dibuka. "Sebetulnya desakan publik bisa dilakukan kalau ada konsolidasi elemen civil society dalam memajukan calon pemimpin yang bisa dipertanggungjawabkan," katanya.
Menurut dia, salah satu yang paling berperan dalam menggalang konsolidasi elemen masyarakat sipil untuk memilih pemimpin yang berintegritas dan kredibel, adalah media massa. Media menurut Syamsuddin, punya kekuatan menggalang opini publik agar mereka diarahkan memilih pemimpin yang baik. "Media bisa juga menggalang opini publik untuk mengajukan calon yang kredibel," ujarnya.
Saat ini nama sejumlah tokoh yang diusung parpol mulai digadang-gadang untuk maju dalam pemilihan presiden 2014, seperti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto yang dicalonkan Partai Gerindra, mantan Panglima TNI Wiranto yang diusung Partai Hanura, hingga Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang didukung Partai Amanat Nasional. Selain mereka, muncul juga nama mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang diusung partai baru, Partai Serikat Rakyat Independen.
....JAKARTA, KOMPAS.com... 

Posted by snaggate on 11:31 AM. Filed under Nasional . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0